Senin, 11 Agustus 2008

AWAL ITU...

Akhir tahun 2007, kondisi badanku sering tidak fit. Kadang lemas, sering haus dan lapar, tengkuk rasanya berat, mataku sering panas. Tapi yang paling mengganggu, badan lemas sekali. Yang terpikir adalah kolesterol tinggi. Walaupun aku ga yakin, karena be honest, aku termasuk agak2 aware sama yang namanya makanan mengandung lemak dan kawan2nya. Apalagi beberapa bulan terakir aku diet untuk mengurangi berat badan yang nyaris mendekati 65 kg. Diet ku sukses dengan tidak makan nasi hampir 3 bulan, hanya mengkonsumsi sayuran dan daging ayam, tentunya dibarengi olah raga rutin, treatmill minimal 30 menit. Semakin aku diet dan rajin ke gym, badan semakin lemas. Hal ini berlangsung sampai awal tahun baru 2008, dimana akhirnya aku dengan berat hati dan anjuran abang dan mama, akhirnya aku ke dokter. Walaupun kurang sreg dengan dokter di sini, aku pilih Dr.Swiet di RS Elisabeth, satu2nya rumah sakit yang masih aku percaya di Medan ini. Kunjungan ke dokter ini - sudah alm beliau skrng, meninggal +/- 3 bulan yll, karena liver cancer - dianjurkan untuk periksa darah besok pagi, ambil darah puasa. Keesokan sorenya aku dan abang kembali lagi ke dokter, dan be honest kami berdua terkejut. Dokter Swiet bilang, kadar gula darahku 186 (darah puasa). Sebuah angka yang cukup tinggi . Deg ! Aku terdiam, karena ga nyangka aku kena DM. Sejak Alm Bapak didiagnose DM tahun 2000an, aku benar2 menjaga asumsi gula berhubung aku pernah baca DM bisa faktor turunan juga. Aku benar2 ga percaya. Tapi hasil tes lab membuktikan. Aku tanya dokternya, kok bisa dok ? Dokter bilang, ya bisa saja bu. Lama kami ngobrol, dokternya juga sangat respons dengan pertanyaan ku yang jelas2 ga siap mendengar ini semua.
Intinya sebenarnya gejala2 awal aku kurang fit itu sudah keliatan ada gejala Diabet. Tapi karna tidak awam mengenai ini, jadi tidak tau.

Beberapa gejala diabet antara lain :
  • Capek-lemas-ngantuk
  • Lapar
  • Haus
Ke 3 gejala diatas, bagi orang awam bukan tanda2 mengidap suatu penyakit. Karena gampang capek-lemas-ngantuk, bisa saja dirasakan bagi kita, aku contohnya yang kebetulan bekerja selain dirumah. Perasaan Lapar dan Haus, wajarkan dialami orang yang hidup. Nah dengan ke 3 gejalan ini, orang2 jadi tidak aware bahwa signal DM sudah ada di tubuh nya
Ada satu lagi gejalanya, tapi rasanya tidak berlaku bagi aku. Yaitu berat badan turun drastis. Buat aku berhubung bbrp bulan terakir aku memang diet karbohidrat, dan berhasil menurunkan berat badan dari 64 kg menjadi 57 kg, aku tidak merasa bb turun karena DM. Nah inilah yang sampai skrng menjadi tanda tanya bagiku, apakah aku berhasil menurunkan bb krn dietku apa karena DM ini.

Sampai sekarang aku masih mengkonsumi Amaryl 1mg/250 mg dan Actos pioglitazone 15 1 x sehari, setelah lebih dari 2 bulan terakir ini aku injeksi insulin Lavemir dengan dosis 8-10 per hari. Itupun sejak aku berkenalan dengan suntik injeksi insulin karena gula darahku sempat naik sampai 389 sewaktu, dan sampai diopname segala. Minggu lalu gula darahku 182 sewaktu ( 1 jam sehabis makan ) sebelumnya 144 sewaktu ( 5 jam sehabis makan).

Aku masih bawa lunch box dari rumah, dengan menu sayuran rebus, sop, dan lauk yang bergantian antara daging ayam, tahu, atau perkedel dan nasi 100 grm.
Walaupun akhir2 ini pola makanku kurang terkontrol, karena mataku suka jelalatan liat aneka jajanan, tapi aku bertekad untuk tetap konsisten dengan list diet dari dokter gizi yang diberikan kepadaku. Semoga !

Tidak ada komentar: